p
|
bisa
dikatakan anggota sangga khusus ini belum siap. persiapan mereka tidak begitu
matang, hanya sejadinya. mereka terlihat tidak begitu memperdulikan sangganya.
sangga ku yang rutin ikut latihan saja ada yang keteteran. ya walau pun
keteterannya dibagian lomba untuk mahabakti.
Tanggal
23 kita berangkat untuk mahabakti. Sebelum pemberangkatan, diadakan upacara
terlebih dahulu. Cukup lama upacara berlangsung, cuaca pun cukup terang,
sehingga kita semua yang upacara kepanasan. Setelah upacara selesai, kita semua
menunggu truk dari polda datang dan 1 bis untuk yang mempunyai penyakit khusus.
Sangga ku berjumlah 8 orang. Tetapi karena yang 2 orang ikut OSN maka sangga ku
berkurang dan hanya berjumlah 6 orang. Ketika pemberangkatan sangga ku
terpisah, ada 2 orang yang di bis, dan yang 4 orang naik truk.
Setelah beberapa lama perjalanan, akhirnya kita diturunkan disebuah lapangan. Kita disuruh beristirahat sebentar sambil menunggu bisnya datang. Kami menunggu sangat lama, ternyata bisnya sudah hampir sampai ke bumi perkemahannya. Sangga yang anggotanya masih dalam bis melakukan perjalanan bhakti harus menunggu temannya. Bisa dikatakan melakukan perjalanan terakhir. Sangga ku termasuk yang melakukan perjalanan terakhir.
pos pertama kita disuruh menghafal lagu. Lagu apa sebenarnya itu. Aku tidak pernah menghafal lagu itu. Setelah selesai kami melanjutkan ke pos 2. Jalan yang dilalui pertama itu menurun, setelah mendapat belokan, jalan mulai menanjak lagi. Padahal jam sudah menunjukan jam 12 siang. Panas sekali dan kita hampir kehabisan minum. Tapi kami berusaha untuk menghemat minum. Sampai di pos ke-2 yang di sana sangat panas dan untuk sampai ke pos tersebut harus melewati jalan yang sangat menanjak. Di pos 2 kita disuruh menghafal.
Perjalanan
menuju pos-3 menanjak juga, tapi lebih banyak pepohonan. Lebih sejuk dan capek
pun tidak terasa. Di pos 3 kita disuruh menyanyikan yel-yel. Waktu itu sangga
ku belum ada yel-yel. Jadi kita membuatnya dengan spontan dan yel-yel kita
sangat singkat. Setelah selesai menyanyikan yel-yel, perjalanan selanjutnya
adalah perjalanan menuju buper. Katanya sudah dekat, tapi perjalanan tetap saja
jauh karena hari sudah siang dan sangat panas ketika sudah sampai di buper
tersebut.
Sampai di
sana kita diberi patok dan tongkat. Kita diberi waktu makan siang, sholat dan
mendirikan tenda. Pertama-tama kita mengambil barang seperti tas, kompor dan
barang yang dibawa truk. Setelah itu kita sholat dan mendirikan tenda. Ketika selesai
mendirikan tenda, kita melanjutkan makan siang. Di dalam tenda, kami semua sibuk menggeledah tas yang
kita bawa ketika perjalanan bakti. Kita mencari tas yang berisi makan siang
yang dibawa dari rumah itu. Setelah ketemu, kami semua duduk rapi dan menunggu
makan siang untuk dibuka. Daaaan ternyata makanan kita sudah tidak enak
dipandang. Ada yang sudah bercampur dengan pisang, ada yang sudah sobek
dikresek itu. Kami berfikir bagaimana kita bisa mengisi perut tapi dengan waktu
yang singkat. Akhirnya kita memutuskan untuk mengambil nasi yang benar-benar
masih layak. Hanya 2 bungkus yang masih layak makan. Sangat menyedihkan.. kita
menghabiskan makan itu. Tidak peduli apa yang telah terjadi dengan nasi itu.
Sore hari
kami ada upacara pemasangan taser. Semua wajib mengikuti. Setelah apel sore
kita diberi waktu untuk ishoma. Sehabis isya ada acara yaitu Penerimaan Tamu Ambalan.
Kami disuruh membawa slayer dan berseragam lengkap. Ketika kita sudah
dikumpulkan di lapangan. Perlahan lampu dimati kan. Gelap dan sepi. Tas yang
ada digledah untuk dicari barang-barang yang sudah dilarang untuk dibawa. Disamping
itu kami semua dicek kelengkapannya dan dicari kesalahan-kesalahan yang kita
perbuat. Seluruh sangga khusus disuruh jalan jongkok. Sedangkan kita disuruh
diam dan menjawab pertanyaan yang diberika oleh kakak-kakak yang ada. Pertama kita
hanya ditanya biasa. Setelah itu kita dicari kesalahan sampai-sampai yang ada
di depan itu banyak sekali sekitar 20 anak lebih. Kakak-kakak itu memberi
pertanyaan apa solusi yang baik buat mereka. Kita semua hanya diam. Mereka membentak
dan terus membentak. Sampai akhirnya
mereka bertanya apakah kita ingin dibentak atau tidak. Yaa barisan ku hanya
diam. Karena kalau dipikir buat apa dijawab. Yang ada malah nambah masalah. Intinya
malam itu kita dites mentalnya. Dan diakhir malam itu kita diberi bed untuk
dijahit dan besok pagi harus sudah terpasang.
Pagi itu kita dibangunkan dan diadakan senam lebay malas sebenarnya. Tapi mau gimana lagi, dengan anggota yang terbatas jadi harus tetap ikut. Lucu gerakan mereka tidak seperti sangga ku yang masih malu-malu ketika senam lebay. Ya alhasil kita kalah. Setelah itu apel pagi, hanya 2 orang perwakilan. Apel pagi diberi arahan untuk lomba pada hari itu juga. Jam, kostum, dan masih banyak lagi. Yang jelas sangga ku benar-benar dibagi untuk lomba pada hari itu. Aku lupa hari keberapa itu, pokoknya kami semua itu ngantuk waktu tahajud. Setelah tahajud, sambil nunggu waktu subuh kita dengerin pak Nawawi. Dan mungkin bisa dihitung berapa orang yang dengerin. Sebagian besar kita tidur karena kita ngantuk banget.
Pagi itu kita dibangunkan dan diadakan senam lebay malas sebenarnya. Tapi mau gimana lagi, dengan anggota yang terbatas jadi harus tetap ikut. Lucu gerakan mereka tidak seperti sangga ku yang masih malu-malu ketika senam lebay. Ya alhasil kita kalah. Setelah itu apel pagi, hanya 2 orang perwakilan. Apel pagi diberi arahan untuk lomba pada hari itu juga. Jam, kostum, dan masih banyak lagi. Yang jelas sangga ku benar-benar dibagi untuk lomba pada hari itu. Aku lupa hari keberapa itu, pokoknya kami semua itu ngantuk waktu tahajud. Setelah tahajud, sambil nunggu waktu subuh kita dengerin pak Nawawi. Dan mungkin bisa dihitung berapa orang yang dengerin. Sebagian besar kita tidur karena kita ngantuk banget.
Hari
ke-3 juga sama seperti hari ke-2. Lomba dan ada tadabur alam. Jelajah alam yang
melewati sungai, hafalin morse, yel-yel, dasa dharma d
an lain –lain. Yang jelas nggak begitu capek kayak hari pertama. Perjalanannya lebih dekat dan nggak begitu menantang. Setelah itu ishoma. Dan malamnya adalah api unggun. Upacaranya lemayan keren. Tapi kalau acaranya nggak begitu menarik. Mending juga malam itu tidur di tenda dari pada ikut api unggun. Selama kemah, sangga ku hanya 2 orang yang membawa piring dan hanya beberapa yang membawa sendok dan garpu. Yaah akhirnya kita makan diwajan bareng waktu itu. Karena kita nggak punya piring yang cukup. Sendok pun bergantian. Sedikit jorok sih. Tapi nggakpapalah, jarang-jarang ada moment kayak gitu. Kita juga kehabisan air waktu itu kita ngambil air keran. Sebelum minum itu, aku mikir 2x buat minum air itu. Kalau nggak kepepet banget aku nggak akan mau minum itu. Kebetulan waktu kehabisan minum itu siang hari. Air kerannya juga dingin jadi yaa bikin ketagihan. Sangga ku ambil air dari ember dan minumnya pakai gayung. Kita minum di dalam tenda. Ya itu beberapa pengalaman waktu mahabakti. Gimana rasanya air keran, makan pakai sendok secara bergantian dan masih banyak lagi pengalaman yang didapat waktu mahabakti.
an lain –lain. Yang jelas nggak begitu capek kayak hari pertama. Perjalanannya lebih dekat dan nggak begitu menantang. Setelah itu ishoma. Dan malamnya adalah api unggun. Upacaranya lemayan keren. Tapi kalau acaranya nggak begitu menarik. Mending juga malam itu tidur di tenda dari pada ikut api unggun. Selama kemah, sangga ku hanya 2 orang yang membawa piring dan hanya beberapa yang membawa sendok dan garpu. Yaah akhirnya kita makan diwajan bareng waktu itu. Karena kita nggak punya piring yang cukup. Sendok pun bergantian. Sedikit jorok sih. Tapi nggakpapalah, jarang-jarang ada moment kayak gitu. Kita juga kehabisan air waktu itu kita ngambil air keran. Sebelum minum itu, aku mikir 2x buat minum air itu. Kalau nggak kepepet banget aku nggak akan mau minum itu. Kebetulan waktu kehabisan minum itu siang hari. Air kerannya juga dingin jadi yaa bikin ketagihan. Sangga ku ambil air dari ember dan minumnya pakai gayung. Kita minum di dalam tenda. Ya itu beberapa pengalaman waktu mahabakti. Gimana rasanya air keran, makan pakai sendok secara bergantian dan masih banyak lagi pengalaman yang didapat waktu mahabakti.
Di hari
terakhir kita cuma packing dan terus pulang. Tapi waktu masukin ke truknya
harus antri dan taser harus digantungin ditas masing-masing. Yang mudah pecah
harus terakhir. jadi ya kita nunggu dulu sampai barang yang mudah pecah ini
masuk truk. Setelah memasukan barang kita langsung cari truk yang buat ngangkut
kita. Aku duduk dibawah lagi, berhubung aku capek, yaudah tidur aja. Perjalanan
tidak terasa lama dan sampailah kita semua di sekolah. Lega sih udah selesai
mahabaktinya karena udah nggak pakai baju yang bau dan kotor itu. Bersyukur
banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa diambil.
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire